CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 02 Mei 2012

Cerita Mahabaratha

    Tahukah ? Sebenarnya pemilik asli dari kerajaan Hastinapura bukanlah Pandawa ataupun Kurawa. Karena sebenarnya pemilik asli dan syah kerajaan Hastinapura adalah Bisma kekek Pandawa dan Kurawa. Cerita bermula saat kerajaan dipimpin oleh seorang raja bernama Prabu Sentanu, dia adalah ayah dari Bisma. Prabu Sentanu dulunya adalah dewa di khayangan yang dikutuk turun ke bumi. Dia kemudian menjadi raja di Hastinapura. Suatu hari prabu Sentanu bertemu seorang bidadari yang cantik jelita.bidadari itu bernama Dewi Gangga. Bidadari tersebut rupanya juga merupakan wanita kutukan karena kesalahanya yang bermain cinta di kahyangan. Betara Guru mengutuknya untuk turun ke bumi untuk hidup dalam kutukan. Ia akan terus melahirkan bayi kutukan sampai kutukan tersebut hilang darinya. Setiap bidadari itu melahirkan seorang anak jika anak tersebut masih memiliki tanda kutukan maka anak tersebut harus dibuangnya.

Prabu Sentanu jatuh cinta kepada wanita itu,kemudian meminangnya menjadi istrinya. Bersedia ,menjadi istri Prabu sentanu dengan satu syarat yaitu Prabu Sentanu tidak boleh bertanya atas apapun yang istrinya lakukan. Pernikahan merekapun berjalan dengan lancar dan dipenuhi dengan kebahagiaan. Namun sayang, setiap kali Bidadari itu melahirkan anak,tanpa mengucap satupun kata bidadari itu langsung membuang anak itu ke sungai. Karena anak itu masih memiliki tanda kutukan. Setelah kelahiran anaknya yang ke sembilan,prabu Sentanu mulai resah dengan perbuatan istrinya itu ia kemudian memberanikan diri untuk bertanya kepada Istrinya. “Wahai Istriku tercinta apakah gerangan yang membuat engkau tega membuang kedelapan anak kita ke sungai?” kata Prabu Sentanu kepada istrinya. “Hentikan perbuatanmu itu,istriku..” katanya lagi. “Wahai suamiku,tidakkah engkau sadar apa yang baru saja engkau katakan tadi?”,jawab istrinya pelan. “Aku tidak peduli lagi dengan semuanya...bertahun-tahun aku sudah bersabar melihat kelakuanmu yang terus-menerus membuang anka-anak kita ke sungai dengan tanpa rasa berdosa sedikitpun.. Ibu macam apa kau ini?” Prabu Sentanu semakin meradang. “Tidakkah kau tahu suamiku..sebenarnya hatiku sangat sakit saat aku membuang anak-anak tak berdosa itu ke sungai denagn kedua tanganku sendiri...?” Wajah bidadari itu sudah semakin memerah karena air mata. “Tapi...apa boleh buat semua ini merupakan bagian dari kutukanku.. aku harus bersabar sampai anak kita lahir tanpa tanda kutukan itu..Kanda!”,katanya sambil berlinang air mata. “ Oh..istriku rasanya sudah tidak kuat hatiku melihat poenderitaan ini, untuk sekali ini janganlah kau lakukan perbuatan itu.. aku mohon!”Prabu Sentanu menunduk lesu. “ Tidak bisa Kanda,kutukan tetaplah kutukan..tapi jika kau tetap menginginkan bayi ini tetap ada di pangkuanmu ...kau harus memilih... aku atau bayi ini?”kata Bidadari. Karena sudah tidak tahan melihat darah dagingnya dibuang ke sungai ,tanpa berpikir panjang Prabu Sentanu memilih bayi kutukan itu. Maka seketika itu istri Prabu Sentanu kembali ke kahyangan.Prabu Sentanu sangat menyesal dengan perkataanya tadi,sekarang dia harus ditinggal oleh sang Istri dan membesarkan seorang bayi kutukan sendirian.

     Karena binggung Prabu Sentanu menitipakan bayi itu (Bisma)  ke seorang guru termashyur di negara Hastinapura. Bisma dididik dengan sengat baik. Bisma tumbuh menjadi seorang pemuda yang berbudi baik,santun dan sakti mandraguna. Setelah cukup umur Bisma dikembalikan ke lingkungan istana untuk hidup normal layaknya sorang putra mahkota.

     Disisi lain Prabu Sentanu semakin tua,dia sering termenung di sungai Gangga yang merupakan perwujudan istrinya. Prabu Sentanu snagt merindukan istrinya yang sangat dicintainya. Suatu hari seorang Prabu Sentanu melihat seorang gadis cantik sedang mandi di sungai Gangga. Gadis itu bernama Roro Amis. Wanita itu dikutuk berbau amis dan satu-satunya cara agar dia bisa sembuh adalah dengan mandi di Sungai Gangga. Melihat wanita itu Prabu Sentanu teringat akan istrinya. Ia kemudian meminang gadis itu. Tapi sang gadis meminta syartnya yaitu kelak anak-anaknya haruslah menjadi raja Hastinapura. Persyaratan tersebut sangat membertakan bagi Prabu Sentanu,karena tidak mungkin dia menghiyanati Bisma anaknya. Prabu Sentanu batal memperistri Roro Amis. Semenjak hari itu Prabu Sentanu selalu bersedih hati. Bisma yang merupakan sosok anak yang baik kemudian mencari tahu penyebab kesedihan ayahnya itu. Setelah ditelusuri penyebab dari kegundahan ayahnya yang ternyata karena dirinya,Bisma bersedia meninggalkan kedudukanya sebagai putra mahkota demi kebahagiaan ayahnya. Bisma pun bersumpah tidak akan menjadi raja. Belum puas dengan itu semua sang wanita kutukan itu meminta Bisma untuk bersumpah untuk tidak menikah seumur hidupnya.

     Karena ketulusan hati Bisma, tahta kerajaan Hastiapura pun akhirnya jatuh ke tangan Roro Amis. Dari pernikahanya dengan Roro Amis,Prabu Sentanu dikaruniai dua orang putra Citragada dan Wicitrawirya.

     Berapa lama berselang kedua adik Bisma sudah beranjak dewasa , sudah waktunya mereka menikah. Permaisuri Roro Amis meminta Bisma untuk mencarikan jodoh untuk kedua adiknya. Bisma menyanggupi,ia bernagkat ke negeri Giyantipura dan berhasil memboyong tiga orang putri. Dewi Amba,Ambika,Ambalika. Dewi Amba ternyata diam-diam sudah mencintai Bisma. Dewi Amba tidak mau menikah dengan kedua adik Bisma tapi dia hanya menginginkan Bisma menjadi suaminya. Sementara itu Bisma sudah pernah bersumpah kepada Ibu tirinya  bahwa dia tidak akan menikah. Untuk menakutnakuti Dewi Amba,Bisma menakutnakuti Dewi Amba dengan sebuah busur anak panah. Tapi dengan tidak sengaja, Bisma melepaskan busur ke arah Dewi Amba dan Dewi Ambapun tewas terbunuh oleh orang yang dia cintai sendiri. Tapi tak terduga-duga kedua saudara tiri Bisma mwninggal dunia. Kerajaan dilanda kekosongan kekuasaan, Permaisuri sangat menyesal karena dahulu menyuruh Bisma untuk tidak menikah. Karena terpaksa sekali Permaisuri dan Bisma mencari orang yang dapat menghamili kedua putri yang lain yaitu Ambika dan Ambalika agar tetap ada pewaris kekuasaan. Akhirnya pilihan mereka jatuh ke Empu Wiyasa seorang yang sakti mandraguna,tetapi berwajah jelek.

    Karena kekurangan jumlah putri,akhirnya Bisma menyuruh seorang pelayan untuk melayani Mpu Wiyasa. Karena ketakutan selah seorang putri memejamkan mata saat melayani Mpu Wiyasa,dan yang terjadi adalah dia melahirkan Destarasta yang buta. Putri yang kedua melayani Mpu Wiyasa dengan ketakutan sehingga melahirkan Pandu yang kepalanya tidak normal.  Dan terakhir melahirkan anak yang diberi nama Widura. Widura kemudian menjadi perdana menteri di Hastinapura.

      Tahunpun berganti Pandu,Destarasta,dan Widura sudah beranjak dewasa sudah saatnya mereka menikah. Pandu disuruh pamanya mencari jodoh untuk dirinya dan kakaknmencari jodoh untuk dirinya dan kakaknya yang buta,Destarasta. Pandu berhasil membawa tiga orang putri-putri yang cantik. Madrim,Kunthi dan Gendari. Sesampainya di Hastinapura Pandu mempersilahkan kakaknya untuk memilih salah satu diantara ketiga putri tersebut. Destarasta memilih Gendari. Gendari dan Sengkuni adiknya tidak terima akan  hal itu. Man bisa seorang putri secantik Gendari dinikahkan dengan Destarasta yang buta. Gendari kemudian bersumpah untuk menutup matanya di siang hari dengan kain dan akan membukanya kembali saat malam tiba.  Ada dua versi, versi India Gendari menjadi sosok wanita yang baik,dia sangat baik terhadap Madrim dan Kunthi. Namun di versi cerita wayang Indonesia Gendari dijadikan sosok yang penuh iri,dengki dan selalu memusuhi saudara-saudara iparnya yaitu Madrim dan Kunthi. Tapi yang paling jelas digamabrkan dalam kedua versi cerita itu adalah saudara Gendari yaitu Sengkuni digambarkan dengan sosok yang licik dan pandai bersilat lidah. Kebencianya dikarenakan rasa tidak terima Sengkuni karena Gendari dinikahkan dengan pangeran buta yaitu Destarasta.

     Beberapa tahun kemudian Kunthi melahirkan tiga orang anak yang gagah berani yaitu Yudhistira,Arjuna dan Bima. Yudhistira adalah sosok pemimpin yang baik,Bima gagah perkasa dan Arjuna yang tampan. Sementara itu dari istri keduanya yaitu Madrim, Pandu mendapatkan dua orang anak kembar yaitu Nakula dan Sadewa yang berhati mulia. Mereka berlima kemudian terkenal dengan sebutan Pndhawa.

   Disisi lain Gendari melahirkan 100 anak. Anak pertama Gendari adalah Duryudana, kemudian Dursasana dan anak-anak yang lain. Keseratus anak Destarasta ini dikenal dengan sebutan Kurawa mereka adalah simbol kejahatan dan ankara murka.

      Pada suatu hari Pandu dan Madrim sedang berjalan-jalan dengan menaiki Kebo Andini (Tunggangan berupa Kerbau yang bisa terbang). Mereka berdua asyik bermesraan di atas kerabau itu. Karena Kebo Andini tidak menyukai hal itu maka dia melempar kedua pasangan suami-istri itu ke sebuah pantai. Mereka berdua bermesraan di pantai tersebut. Pandu ingat akan kutukan seorang Resi yaitu Resi Windama. Dia mengutuk Pandu akan meninggal ketika sedang bermesraan dengan isterinya.

   Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar